NEWS

KEBUMEN - Gelombang pasang melanda laut selatan di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Sedikitnya 25 perahu nelayan yang disandarkan di tepi pantai rusak diterjang gelombang. Sebagian besar perahu yang rusak berada di Pantai Menganti, Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah. Di pantai ini, total perahu yang rusak mencapai 22 unit, yakni 17 perahu milik nelayan Desa Karangduwur dan lima perahu milik nelayan Desa Srati. Sisanya, tiga perahu yang disandarkan di Pantai Pedalen, Desa Argopeni dan perahu milik nelayan di Pantai Pasir.
Dari total 25 perahu yang rusak, terdapat tiga perahu yang hilang terbawa gelombang. Salah satunya adalah perahu berukuran 5 grosstone bantuan pemerintah yang disandarkan di Pantai Pedalen. Perahu lain yang hilang adalah perahu milik Samijo (50) di Pantai Menganti dan perahu milik Kelompok Sinar Jaya di Pantai Pedalen. Kedua perahu tersebut hilang tak berbekas terbawa gelombang. Sementara itu, akibat dihempas gelombang tiga perahu milik Basuki (45), Tasmin (45) dan Yanto (50) nelayan asal Desa Karangduwur pecah menjadi beberapa bagian.
Selebihnya perahu nelayan banyak berlubang akibat berbenturan dengan perahu lain di parkiran saat gelombang pasang. Dari laporan Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangduwur, Ardiyan dan Ketua Rukun Nelayan Karangduwur Niman diketahui, khusus di Desa Karangduwur, total kerugian akibat kerusakan perahu dan alat tangkap mencapai Rp 263,9 juta. Ketua KUD Mina Pawurni Kecamatan Ayah, Bejo Priyono mengatakan, akibat hilangnya kapal 5 grosstone nelayan mengalami kerugian cukup besar. Sebab, kapal bantuan pemerintah yang dikelola kelompok nelayan Samudera Jaya tersebut bernilai sekitar Rp 300 juta. Pihaknya mengaku telah melaporkan semua kerusakan yang diakibatkan gelombang pasang tersebut. "Kami berharap pemerintah memperhatikan nasib para nelayan di pantai selatan yang kondisinya sekarang sangat memprihatinkan," ujar Bejo Priyono kepada Suara Merdeka, Selasa (13/3).
Tidak Melaut Sejak gelombang pasang terjadi bersamaan dengan angin kencang yang melanda sejumlah wilayah di Kebumen, Kamis (8/3) malam lalu, hingga kemarin sebagian besar nelayan masih belum melaut. Tingginya gelombang di laut selatan membuat mereka tidak mau mengambil risiko. "Hampir seminggu ini, para nelayan libur melaut. Kalau ada yang masih nekat paling hanya 10 perahu," ujar Lasikun (44) nelayan di Desa Karangduwur.
Para nelayan yang masih melaut, kata Lasikun, merupakan nelayan pencari udang lobster. Saat melaut jarak yang mereka tempaug tidak terlalu jauh. "Paling hanya sekitar pantai Menganti saja," ujar Lasikun seraya menyebutkan gelombang yang sangat tinggi tetap saja sangat berisiko jika nekat melaut. Seperti dialami nelayan di Pantai Pasir. Perahu milik kelompok nelayan Buang Jaya rusak akibat membentur beton pemecah gelombang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Peristiwa itu bermula saat perahu akan mendarat. Namun akibat dihempaskan ombak, perahu membentur pemecah gelombang hingga pecah. "Ya menunggu ombak stabil, kami baru melaut lagi," tandas Lasikun. (J19-53)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar